Senin, 27 Februari 2012

bagan/struktur Perserikatan Bangsa-Bangsa (United Nations)

macam jamur dan cara pembudidayaannya


TUGAS PERTANIAN
“JAMUR”



Disusun oleh :
Fitry Septiyanti
Agus Suniyardi
XI IPA 1

SMA NEGERI 2 SUMEDANG
2011/2012
JAMUR
Jamur adalah tumbuhan yang tidak mempunyai klorofil sehingga bersifat heterotrof. Jamur ada yang uniseluler dan multiseluler. tubuhnya terdiri dari benang-benang yang disebut hifa. Hifa dapat membentuk anyaman bercabang-cabang yang disebut miselium. Reproduksi jamur, ada yang dengan cara vegetatif ada juga dengan cara generatif. Jamur menyerap zat organik dari lingkungan melalui hifa dan miseliumnya untuk memperoleh makanannya. Setelah itu, menyimpannya dalam bentuk glikogen. Jamur merupakan konsumen, maka dari itu jamur bergantung pada substrat yang menyediakan karbohidrat, protein, vitamin, dan senyawa kimia lainnya. Semua zat itu diperoleh dari lingkungannya.Sebagai makhluk heterotrof, jamur dapat bersifat parasit obligat, parasit fakultatif, atau saprofit.
CIRI-CIRI UMUM JAMUR
Jamur merupakan kelompok organisme eukariotik yang membentuk dunia jamur atau regnum fungi. Jamur pada umumnya multiseluler (bersel banyak). Ciri-ciri jamur berbeda dengan organisme lainnya dalam hal cara makan, struktur tubuh, pertumbuhan, dan reproduksinya.
1. Struktur Tubuh
Struktur tubuh jamur tergantung pada jenisnya. Ada jamur yang satu sel, misalnyo khamir, ada pula jamur yang multiseluler membentuk tubuh buah besar yang ukurannya mencapai satu meter, contohnyojamur kayu. Tubuh jamur tersusun dari komponen dasar yang disebut hifa. Hifa membentuk jaringan yang disebut miselium. Miselium menyusun jalinan-jalinan semu menjadi tubuh buah.
http://bebas.ui.ac.id/v12/sponsor/Sponsor-Pendamping/Praweda/Biologi/Image/1-5a.jpg
Gbr. Hifa yang membentuk miselium dan tubuh buah
Hifa adalah struktur menyerupai benang yang tersusun dari dinding berbentuk pipa. Dinding ini menyelubungi membran plasma dan sitoplasma hifa. Sitoplasmanya mengandung organel eukariotik.
Kebanyakan hifa dibatasi oleh dinding melintang atau septa. Septa mempunyai pori besar yang cukup untuk dilewati ribosom, mitokondria, dan kadangkala inti sel yang mengalir dari sel ke sel. Akan tetapi, adapula hifa yang tidak bersepta atau hifa senositik.
Struktur hifa senositik dihasilkan oleh pembelahan inti sel berkali-kali yang tidak diikuti dengan pembelahan sitoplasma.
Hifa pada jamur yang bersifat parasit biasanya mengalami modifikasi menjadi haustoria yang merupakan organ penyerap makanan dari substrat; haustoria dapat menembus jaringan substrat.


2. Cara Makan dan Habitat Jamur
Semua jenis jamur bersifat heterotrof. Namun, berbeda dengan organisme lainnya, jamur tidak memangsa dan mencernakan makanan. Clntuk memperoleh makanan, jamur menyerap zat organik dari lingkungan melalui hifa dan miseliumnya, kemudian menyimpannya dalam bentuk glikogen. Oleh karena jamur merupakan konsumen maka jamur bergantung pada substrat yang menyediakan karbohidrat, protein, vitamin, dan senyawa kimia lainnya. Semua zat itu diperoleh dari lingkungannya. Sebagai makhluk heterotrof, jamur dapat bersifat parasit obligat, parasit fakultatif, atau saprofit. Lihat Gambar 5.3.
a. Parasit obligat
merupakan sifat jamur yang hanya dapat hidup pada inangnya,
sedangkan di luar inangnya tidak dapat hidup. Misalnya, Pneumonia
carinii (khamir yang menginfeksi paru-paru penderita AIDS).
b. Parasit fakultatif
adalah jamur yang bersifat parasit jika mendapatkan inang yang
sesuai, tetapi bersifat saprofit jika tidak mendapatkan inang yang
cocok.
c. Saprofit
merupakan jamur pelapuk dan pengubah susunan zat organik yang
mati. Jamur saprofit menyerap makanannya dari organisme yang telah
mati seperti kayu tumbang dan buah jatuh. Sebagian besar jamur
saprofit
mengeluar-kan enzim hidrolase pada substrat makanan untuk
mendekomposisi molekul kompleks menjadi molekul sederhana sehingga
mudah diserap oleh hifa. Selain itu, hifa dapat juga langsung
menyerap bahanbahan organik dalam bentuk sederhana yang
dikeluarkan oleh inangnya.
Cara hidup jamur lainnya adalah melakukan simbiosis mutualisme. Jamur yang hidup bersimbiosis, selain menyerap makanan dari organisme lain juga menghasilkan zat tertentu yang bermanfaat bagi simbionnya. Simbiosis mutualisme jamur dengan tanaman dapat dilihat pada mikoriza, yaitu jamur yang hidup di akar tanaman kacang-kacangan atau pada liken.
Jamur berhabitat pada bermacammacam lingkungan dan berasosiasi dengan banyak organisme. Meskipun kebanyakan hidup di darat, beberapa jamur ada yang hidup di air dan berasosiasi dengan organisme air. Jamur yang hidup di air biasanya bersifat parasit atau saprofit, dan kebanyakan dari kelas Oomycetes.







3. Pertumbuhan dan Reproduksi
Reproduksi jamur dapat secara seksual (generatif) dan aseksual (vegetatif). Secara aseksual, jamur menghasilkan spora. Spora jamur berbeda-beda bentuk dan ukurannya dan biasanya uniseluler, tetapi adapula yang multiseluler. Apabila kondisi habitat sesuai, jamur memperbanyak diri dengan memproduksi sejumlah besar spora aseksual. Spora aseksual dapat terbawa air atau angin. Bila mendapatkan tempat yang cocok, maka spora akan berkecambah dan tumbuh menjadi jamur dewasa.
Reproduksi secara seksual pada jamur melalui kontak gametangium dan konjugasi. Kontak gametangium mengakibatkan terjadinya singami, yaitu persatuan sel dari dua individu. Singami terjadi dalam dua tahap, tahap pertama adalah plasmogami (peleburan sitoplasma) dan tahap kedua adalah kariogami (peleburan inti). Setelah plasmogami terjadi, inti sel dari masing-masing induk bersatu tetapi tidak melebur dan membentuk dikarion. Pasangan inti dalam sel dikarion atau miselium akan membelah dalam waktu beberapa bulan hingga beberapa tahun. Akhimya inti sel melebur membentuk sel diploid yang segera melakukan pembelahan meiosis.
4. Peranan Jamur
Peranan jamur dalam kehidupan manusia sangat banyak, baik peran yang merugikan maupun yang menguntungkan. Jamur yang menguntungkan meliputi berbagai jenis antara lain sebagai berikut.
a. Volvariella volvacea (jamur merang) berguna sebagai bahan pangan
berprotein tinggi.
b. Rhizopus dan Mucor berguna dalam industri bahan makanan, yaitu
dalam pembuatan tempe dan oncom.
c. Khamir Saccharomyces berguna sebagai fermentor dalam industri
keju, roti, dan bir.
d. Penicillium notatum berguna sebagai penghasil antibiotik.
e. Higroporus dan Lycoperdon perlatum berguna sebagai dekomposer.
Di samping peranan yang menguntungkan, beberapa jamur juga mempunyai peranan yang merugikan, antara lain sebagai berikut.
a. Phytium sebagai hama bibit tanaman yang menyebabkan penyakit
rebah semai.
b. Phythophthora inf'estan menyebabkan penyakit pada daun tanaman
kentang.
c. Saprolegnia sebagai parasit pada tubuh organisme air.
d. Albugo merupakan parasit pada tanaman pertanian.
e. Pneumonia carinii menyebabkan penyakit pneumonia pada paru-paru
manusia.
f. Candida sp. penyebab keputihan dan
sariawan pada manusia.





 

Macam-Macam Jamur yang Bisa di Makan dan Tidak

http://i34.tinypic.com/wbbec2.jpg
Jamur biasanya hidup di alam bebas terutama muncul pada waktu musim penghujan atau tempat lembab lainnya. Walaupun banyak diantaranya yang sudah dikenal sebagai jenis jamur yang tidak berbahaya dan dapat dimakan atau digunakan sebagai bahan ramuan obat, tetapi pada umumnya masih tetap merupakan jenis jamur liar.
Kalau sesekali Agan berjalan-jalan di alam bebas dan menemukan jamur, maka amatilah bentuk dan sifat timbulnya. Bentuk tubuh buah jamur pada umumnya tersusun oleh bagian-bagian yang dinamakan tudung (pileus), bilah (lamellae), cincin (annulus), batang/tangkai (stipe), cawan (volva), dan akar semu (rhizoids).
Sampai saat ini masih belum diketahui, berapa jenis jamur yang dapat dimakan serta berapa jenis yang dapat dimakan tapi tidak membahayakan.
Jamur dibedakan menjadi 2 golongan yaitu :
Jamur Yang Tidak Berbahaya
1. Suung bulan, Supa barat jamur bulan (Gymnopus sp)
Habitatnya :
- merupakan jamur yang belum dibudidayakan
- hidup pada.musim penghujan terutama angin berhembus dari barat terutama hidup pada tegalan, kebun atau di pinggir rumah.
- banyak ditemukan tumbuh di atas sarang rayap atau pada tanah yang kandungan organic tanahnya sangat baik.
Ciri-ciri :
tudung berwarna putih kekuning-kuningan atau kecoklat-coklatan dengan batang putih bersihhttp://i37.tinypic.com/2ef118h.jpg
2. Supa kelapa, jamur bulat (Calvatia)
Habitatnya :
- belum dibudidayakan, banyak ditemukan di lapangan terutama di bawah pohon kelapa.
Ciri-ciri :
- kalau masih muda tubuh buah berwarna putih kadang-kadang putih kekuning-kuningan.
- kalau sudah tua bagian dalamnya akan berubah menjadi serbuk yang dapat menghembus keluar kalau dipijit
http://i34.tinypic.com/nbf0pz.jpg
3. Jamur karang ( Clavaria. )
Habitatnya :
- belum dibudidayakan, banyak tumbuh di tanah yang berhumus, pada batang kayu yang sudah lapuk.
Ciri-ciri :
- berbentuk seperti karang, berwama putih, putih kekuning-kuningan atau putih kebiruan.
http://i36.tinypic.com/lbifs.jpg






4. Klitos (Clitocybe)
Habitatnya :
- merupakan jamur liar di dalam hutan, kebun, hutan tepi pantai.
Ciri-ciri :
- tubuh buah seperti Suung bulan dengan tudung membuka keluar atau berbentuk payung, berwarna putih kekuning-kuningan atau coklat muda.
- Jenis jamur ini berguna pada bidang farmasi maupun kedokteran karena mengandung halusigen (dapat menyebabkan halusinasi pada mereka yang memakannya).
http://i34.tinypic.com/5vvg47.jpg
5. Jamur payung ( Collybia)
Habitatnya :
- merupakan jenis jamur liar yang banyak menempel pada batang kayu yang telah lapuk atau mati.
Ciri-ciri :
- berbentuk seperti payung, berwarna kekuning-kuningan atau kecoklat- coklatan.
http://i35.tinypic.com/2s9odmx.jpg





6. Hidnum (Hydnum)
Habitatnya :
- merupakan jenis jamur liar yang tumbuh pada tegalan atau tanah yang berhumus dan biasanya ditemukan menempel pada ranting kayu yang sudah lapuk.
Ciri-ciri
- mempunyai bentuk seperti payung terbuka keluar dan bertangkai tebal, warna tubuh kekuning-kuningan.putih sera putih kecoklat-coklatan.
http://i34.tinypic.com/2vuzv9w.jpg
7. Higroporus (Hygrophorus)
Habitatnya / Ciri-ciri :
- merupakan jenis jamur liar yang mempunyai bentuk dan sifat tumbuh yang sama seperti hidnum.
http://i34.tinypic.com/wjamm9.jpg
8. Marasmius
Habitatnya :
- merupakan jenis jamur liar mempunyai bentuk dan sifat seperti jamur payung lainnya.
Ciri-ciri :
- tangkai tubuh panjang berwarna putih kecoklat-coklatan atau putih kekuning-kuningan.
http://i35.tinypic.com/21o7dz.jpg

Jamur Yang Berbahaya
1. Amanita, Fly agaric, Supa upas terutama yang termasuk ke dalam jenis A. muscaria, A. umbrina, A. spissa
Habitatnya :
- tumbuh liar di hutan, tegalan dan pekarangan, ditemukan di antara jatuhan daun atau pada tanah humus
Ciri- ciri :
- tubuh buah seperti payung, dengan tudung berwarna merah, coklat tua, coklat muda sampai kuning dengan bintik-bintik putih.
- Racun yang terkandung digunakan untuk meracuni ujung tombak atau senjata tajam lainnya.
http://i38.tinypic.com/2rwkb44.jpg                             http://i36.tinypic.com/2a4oayq.jpghttp://i33.tinypic.com/2hfnzo9.jpg                                    http://i34.tinypic.com/209rh3t.jpg

2. Supa kakabu, bolet (Boletus)
Habitatnya :
- tumbuh liar di hutan di antara jatuhan daun atau tanah berhumus, di pinggir kebun dan pekarangan rumah.
Ciri-ciri :
- tubuh buah menyerupai payung, tudung tebal dan bulat.
- batang berwarna kecoklat-coklatan atau kehitam-hitaman serta tudung berwarna coklat tua, kuning, atau coklat kekuning-kuningan.
http://i37.tinypic.com/2rwmd7b.jpg                             http://i38.tinypic.com/241845e.jpg
3. Supa rampak (Coprinus)
Habitatnya:
- tumbuh liar di tempat penggilingan padi dan di bawah pohon pisang.
Ciri-ciri :
- Apabila masih muda tudung berwarna putih atau putih kekuning-kuningan, putih kebiru-biruan atau putih gelap dan apabila sudah tua tudungnya cepat hancur dan mengeluarkan cairan yang berwarna biru atau violet
http://i33.tinypic.com/9931as.jpg                          http://i33.tinypic.com/351smjo.jpg
4. Kortinarius (Cortinarius)
Habitatnya:
- tumbuh liar, banyak ditemukan di tumpukan daun dan tanah yang berhumus.
Ciri-ciri:
- tubuh buah berbentuk payung dengan batang berwarna putih kekuning-kuningan, putih kebiru-biruan atau putih gelap.
- tudung berwarna putih kecoklatan, violet, biru atau kuning.
http://i34.tinypic.com/2vsixhc.jpg                                    http://i36.tinypic.com/qq7ama.jpg






5. Laktarius (Lactarius)
Habitatnya:
- tumbuh liar di hutan, kebun dan di pekarangan rumah.
Ciri-ciri :
- tubuh buah berbentuk payung terbuka ke atas dan berbatang tebal berwarna coklat muda,kekuning-kuningan, coklat putih serta biru muda dengan bintik hitam atau garis-garis memanjang.
- tudung berwarna seperti batang, kadang-kadang disertai garis melingkar di atasnya.
http://i38.tinypic.com/2wqc388.jpg                 http://i38.tinypic.com/2ufr13n.jpg
6. Lepiot (Lepiota)
Habitatnya:
- tumbuh liar di mana-mana
Ciri-Ciri:
- bentuk seperti Amanita terletak pada warna tudung kecoklat-coklatan dan mempunyai sifat racun yang tinggi
http://i36.tinypic.com/10ymoow.jpg     http://i37.tinypic.com/2unyk44.jpghttp://i37.tinypic.com/2s1rfo4.jpg














PEMBUDIDAYAAN JAMUR TIRAM
Jamur tiram merupakan salah satu jenis jamur yang cukup populer di tengah masyarakat Indonesia, selain Jenis jamur lainnya seperti jamur merang, jamur kuping dan jamur shitake. Pada umumnya jamur tiram dikonsumsi oleh masyarakat sebagai sayuran untuk kebutuhan sehari-hari. Namun sebagian orang menjalankan bisnis olahan jamur tiram misalnya berbentuk keripik jamur tiram dan bentuk lain. Jamur tiram adalah jenis jamur kayu yang memiliki kandungan nutrisi lebih tinggi dibandingkan dengan jenis jamur kayu lainnya. Jamur tiram mengandung protein, lemak, fospor, besi, thiamin dan riboflavin lebih tinggi dibandingkan dengan jenis jamur lain. Jamur tiram mengandung 18 macam asam amino yang dibutuhkan oleh tubuh manusia dan tidak mengandung kolesterol.
Budidaya jamur tiram memiliki beberapa keunggulan dan kemudahan dalam proses budidayanya sehingga dapat dikelola sebagai usaha sampingan ataupun usaha ekonomis skala kecil, menengah dan besar (Industri). Negara-negara yang telah mengembangkan budidaya jamur tiram sebagai agrobisnis andalan dan unggulan adalah Cina, belanda, Spanyol, Prancis, Belgia dan Thailand. Negara-negara tersebut trermasuk produsen jamur terbesar di dunia.
Media tanam atau substratnya yang sudah umum digunakan adalah gergajian kayu alba (sengon), tetapi sembarang gergajian kayu sebetulnya dapat digunakan, tentunya kayu yang tidak beracun, kemudian di campur dengan bahan-bahan yang lain dengan berbandingan tertentu.
Adapun proses budidaya jamur tiram putih adalah sebagai berikut :
A. Bahan dan Alat
1. Bahan
Bahan media tanam untuk jamur tiram putih adalah gergajian kayu (serbuk) dicampur dengan bahan-bahan dibawah ini dengan perbandingan sebagai berikut :
·         Serbuk Gergaji 100 kg
·         Bekatul atau dedak halus 10-15 kg
·         Kalsium carbonat/ kapur (CaCO3) 0,5 kg
·         Gips (CaSO4) 0,5 kg
·         Pupuk TSP 0,5 kg 
·         Air secukupnya
2. Alat
·         Alat pencampur seperti sekop dan cangkul
·         Alat sterilisasi berupa : drum perebus dengan tutup dan sarangan, sumber panas (kompor minyak/ briket batu bara)
·         kantong plastik tahan panas
·         karet pengikat
·         potongan kertas koran
·         potongan pipa pralon (diameter 1” dan lebar 1 cm).







Secara visualnya bisa dilihat dalam dokumentasi berikut ini:

Proses storage untuk penyimpanan serbuk gergajian, pada proses ini, serbuk gergajian dicampur dengan kapur sejumlah 1%, selanjutnya biarkan selama minimal 2-3 pekan agar sedikit melapuk.

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgu2CeKdyIFxIZ4_hHjGZuBOp5bQAuiBeXM6UuUxQGXreaBjKPQYB-W1-I2T44tDDDaF12CjSOTyC2HhSHa1EAGBXgk_lxN9LFPvdYNXOslWT8HE4C3MCRAhUmxpnDIWiKeIoMEbBE8HNo/s320/Storage.JPGPencampuran serbuk gergajian dengan kapur

Proses mencampur media. Pada proses ini serbuk gergaji dicampur dengan bahan-bahan lain seperti kalsium 1%, bekatul 15%, molase sekitar 1% dan juga penambahan kadar airnya.
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEijcbTNFTBMjLsI4r94Fy9qP4RYexvmuvJThvp47io9ZgamE8tvs5zKTYouQQpKYhq_FisPSZHS0aAqg7zW70pqf_aQASasgGN1WYkpFDFkXbnPcWr5umA2Ov37SDacjxCLupsUg4Fx6uw/s320/ratakan.JPGPencampuran media dengan bekatul
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgBwmCBAi0ed9WyWhVjVeqwnF_DwHTu00yBNf5LHXYN_bAQKidicp1hW-K2Q5yU2oomVjPXVU4FrT40b-jz-hSyp43VweSDYgewHOfsma6GsHPuiS2ITQOEY4knF9kQlsECbzA2DDVZ1uc/s320/ayakkan.JPGPengayakan agar terpisah dengan gradasi yang terlalu besar

Proses logging dan pemadatan. Pada proses ini media dimasukkan ke dalam pastik baglog yang ukuran umumnya adalah plastik 18x35cm. Berat media rata-rata yang ingin dicapai adalah sekitar 1,35kg. Untuk itu agar volume media yang masuk ke dalam baglog bisa agak banyak, perlu dilakukan proses pemadatan.
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhXUIl8DE-XkorobX6PnbwcHoUdzUgkKT56ecE35HlnFa3JsWMKZOdn_YRYP1YSrMSOj2NWJPscUyKJa1tdA2oa2ncfbixWP2ShppV5AaIxjPd1_s3BiPWyJZvcFYVBXgd1Of-I29CEunI/s320/logging.JPGProses logging, memasukkan media ke dalam baglog
Proses sterilisasi pada steamer. Proses ini adalah proses utama yang sangat penting untuk dicapainya sebuah keberhasilan. Pada proses ini hendaknya dicapai suhu media hingga 100 derajat C agar bisa mematikan bakteri yang ada di dalamnya. Jika ingin memproduksi baglog dalam jumlah yang cukup banyak dalam sekali proses sterilisasi, harus digunakan peralatan yang memadai.
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjdIvgLqYjwLwe5IpAfRZGpIYLfBu9PDBpuslUmfzDKgREwzBzjmEipz49hJnL5cSHjGFRFsp_FNxauylqe4Q43NJzo3yH32ETqGdCz2YYTZRpFTpICOrimgS2CfnG-OuM_bi794TFm0LY/s320/masukkan+ke+steamer.JPGSalah satu media dalam steamer harus ditancapkan termometer sebagai indikator nantinya

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj3z0CvqiO_TvAj06WG4U5HhpobTTKO66DSROqDIjGm81Z1BsSBCrvhb-KwkSXILrsK8sNIxRWA2Vpebc87jl29CT2eJn8pXBXsQvtYrM4aBwEThAp_iajWgLCL92XHmMc3LJ0lLg-3fFI/s320/steamer.JPGProses sterilisasi menggunakan steamer beton dengan boiler sebagai alat penghasil uap panas/steam nya

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiakJzPM8VGJQJOl262URTNpW9qSo-bGOlOiYZbH9edY6UzoxvBN1ncD4VtcpAoW7Ly0wqeayVQUXWQSRaOFxFy6TebSbV1woaqMBkFyJaqs1TXH95e8fsxA1IC4tHs447CH6X3259vN4k/s320/100derajat.JPGProses sterilisasi harus sampai suhu media mencapai 100 derajat C

Proses inokulasi, yaitu memasukkan bibit F2 ke dalam media baglog yang telah disterilisasi tadi, pada proses ini hendaknya dilakukan di ruang tertutup dan steril.

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgGNPu5Frm1hPDPHFs1h0ucQNCRW5wv2YB4QNBh15tMX-kim_YMG5swjNp0VDxOUmDupwmoio2lHPP3dS4DqH2N4vAqJVQ2KZOHgqHcuu7uZuMO3CJo5GG3fsqZE9a_HKKl8KNzUsniQqo/s320/inokulasi.JPGProses inokulasi

Proses inkubasi
, karena keterbatasan tempat, kami hanya menyimpan baglog di ruang inkubasi selama 1 pekan saja, Alhamdulillah miselium sudah memanjang kurang lebih 20%-30% dan bisa dipindah ke kumbung produksi..
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiE1pctGhdFenkwz9pGOydYkSdx1jZ9Uw_dEix4tD8AAMvi2KYWzgBvz0JUUpMkhDELpvFcfkKxDShUt-PPR14ml_8X842N9jOWUu76_FM_to7mHD1IMw4inF6QZ7oHi4hMtDB3FMZSIB4/s320/inkubasi.JPGInkubasi dengan sistem tidur untuk efisiensi tempat

Pentingnya manajemen pembibitan jamur tiram putih
Dalam pembahasan sebelumnya sudahdibahas bahwa yang sangat mempengaruhi kualitas baglog jamur tiram adalah kualitas dari bibit yang menginokulasikannya. Bibit yang berkualitas itu harus dimulai dari indukan, PDA, F1, dan F2 yang berkualitas.
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj3b3pM6fPg8ohBfDRj-uZZNCoXtGh6obC_VZp71ypsKxyVR5TNIE7esR0QTYwPvAjORaOrXeTTtlO8M66ABYOLeKW2d-T5BIikxTIbldy-FHDZ3jJK46TjZhHWWGuFbtQ_9MqEXeGyIWY/s320/wave.JPGPDA terpilih dengan perkembangan miselium terbaik

Namun, seringkali hal ini sedikit terlupakan bagi pebudidaya jamur tiram putih. Karena pada umumnya pebudidaya terlalu fokus dalam membuat serta memproduksi baglog jamur tiram, saat pekerjaan yang terkadang dikejar jadwal dan pemesanan yang banyak tersebut, ketersediaan bibit F2 untuk inokulasi baglog sering kelupaan.
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgMkeNqF96xWlzkorR0UnK-9HPuQszaBnwH3vLpQy2qDIXByf_uGAZh1y9_RLhUYahJP7RJnwc08rXX0m5MaJTsQFfKhsMSn9ZHeMmH1Yvk5FnhUomJZ3-bwAOT0PJL5eTIrgIDX5e1ebE/s320/bibit03.JPGStok F2 harus selalu dicek, pembuatan rutin bisa lebih menjamin kualitas bibit karena dalam memproduksi baglog, kita juga memerlukan waktu
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiOIZJsslZKERJYR_Vn4u_KXkuYDsyX4T1wVL184jXWkdvBs1OxoqHXYLsP8I7XRVgOeqzeVaAkJSUe1TqErxAtckSEvnTeilZmfFUSxeQhsAqluDeRdXYySOLYupGnLbnHK_XeOnbRvFY/s320/Fd2.JPGSalah satu persyaratan untuk kualitas bibit F2 yang baik adalah dalam 7 hari, perkembangan miselia telah mencapai 2,5cm dengan warna putih tebal yang homogen hingga penuh

Kata kunci bagi pembibitan yang baik yaitu RUTIN dan WAKTU.

RUTIN
Maksud dari kata kunci ini adalah, dalam pembuatan bibit jamur tiram mulai PDA, F1, dan F2, yang dibutuhkan hanyalah ketekunan, rutinitas yang terjaga, dan kontrol kualitas yang baik. Lebih baik membuat bibit itu adalah sedikit tapi rutin, dari pada sekali tapi langsung banyak, karena seringkali banyak (kuantitas) itu melupakan kontrol, sehingga kualitas menjadi kurang terjaga dengan baik.

WAKTU
Maksudnya adalah, baik bibit PDA, F1 maupun F2, memiliki durasi waktu pemanjangan miselia yang berbeda. Masing-masing waktu itu harus diperhatikan dengan seksama, karena itu menyangkut kualitas nantinya. Selain itu, masing-masing bibit juga memiliki waktu kadaluarsa, yang menyebabkan semua durasi itu harus tercatat dan diperhatikan dengan baik.

Dan yang perlu diperhatikan dalam proses inokulasi agar kualitas baglog tetap bisa terjaga dengan baik. Untuk itu beberapa poin berikut bisa menjadi perhatian:

Memperhatikan jumlah bibit yang digunakan untuk inokulasi
Sebelum membahas mengenai kebutuhan bibit, dan manajemennya, review sedikit mengenai inokulasi. Ini sangat penting karena menyangkut kualitas miselia yang akan dihasilkan oleh baglog nantinya.
Dalam persyaratan yang diberikan, pemberian bibit saat inokulasi adalah sebanyak 0,8% - 1,3% dari berat media yang akan dibuat. Pada umumnya pebudidaya menggunakan plastik berukuran 18x35cm yang memiliki berat sekitar 1,35kg - 1,4kg per baglog.
Ini artinya jumlah bibit yang harus diinokulasikan ke dalam baglog adalah sejumlah:
Minimal kurang lebih 11gram per baglog
Maksimal kurang lebih 18 gram per baglog

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhLPWHs-PMxLB1ESKhtmKXWv7r3UmeToE10J-7yZ76kZDcMJlszybuZlRtaVfYOzXbI2VZFUXR6s1oWrBOBSLwbLowBsAnbDNBbAy3S-6PcMAQ0CsA2w_YEDjaRVBOam1vrln34ugBFNhQ/s320/bibit04.JPG Jumlah yang di Inokulasi ke baglog kurang lebih 11gram - 18gram

jika bibit F2 yang digunakan menggunakan media gergajian dalam botol ex saus, maka jika dirata-rata, per botolnya akan menghasilkan minimal 20 baglog, maksimal 30 baglog.
Ini perlu untuk dijelaskan, karena jangan sampai kita terlalu irit dalam menggunakan bibit F2 dalam inokulasi, karena akan berpengaruh dalam perkembangan miselia.

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgwYBBeJRpRf4sGNA8v2_frO3JOqPVwgztwITQYEmS2XrCO7zrG6S4NT8F8UjtaM_7ObUZAO_S3ErGsyjE3r_dlmhul0i4KDTsqm1sBiwrFL2-QLw9boBZ16EJp2ILSnkIsfgTO6wAYl-g/s320/hasil+inoku.JPG
Inokulasi bibit F2 yang baik akan cepat menghasilkan pertumbuhan miselia pada baglog, hal ini akan tampak pada waktu 24-48 jam setelah inokulasi

Selain itu ini juga untuk lebih memahamkan bahwa tidak sama bibit yang diberikan pada baglog ukuran 1,4kg dengan baglog berukuran berat 2kg.

Memperhatikan waktu/saat inokulasi yang pas
Waktu inokulasi atau pemberian bibit pada baglog yang terbaik setelah proses sterilisasi di dalam steamer adalah pada suhu kurang lebih 38 derajat C. Waktu ini didapatkan pada kurang lebih 12 jam setelah baglog dikeluarkan dari ruang steamer.

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgpxv2Tz2XwfIJYElN7xq9tQ5UuTr6hgX7hAetvwPof17-DrqWBDd7w-hsQqL_PNVAH0NJBAPscY4wS6tmRENlzfKqjr-8meZoKqhXrfWbLm5kqBURr_YZFAEdyj3BWPI2Up-tuMM9ejX8/s320/pendinginan.JPG
Baglog setelah dikeluarkan dari steamer, membutuhkan waktu pendinginan sekitar 12 jam sebelum siap di inokulasi bibit F2


Yang perlu diperhatikan adalah, jangan memberikan bibit saat baglog masih terlalu panas, namun juga tidak boleh saat baglog sudah terlalu dingin. Maksimal waktunya adalah 24 jam setelah dikeluarkan dari steamer. Jika baglog terlambat diinokulasi setelah keluar dari steamer, dikhawatirkan terjadi kegagalan.

Memperhatikan usia bibit F2 yang digunakan untuk inokulasi
Dalam pengamatan, bibit F2 yang terbaik untuk inokulasi adalah bibit yang miseliumnya telah mencapai 100% +2-3 hari. Saat itu miselium dalam botol F2 telah tercapai puncak kematangannya.
Bibit F2 bisa dikatakan expired atau kurang bagus untuk digunakan adalah bibit F2 yang setelah mencapai 100% miselium +3pekan. Atau bibit F2 yang telah tumbuh jamurnya. Hal ini sangat penting untuk diperhatikan agar kita selalu mendapatkan bibit F2 dengan kualitas terbaik saat inokulasi.
Setelah memperhatikan 3 hal tersebut, saatnya mengatur dengan benar manajemen pembibitannya. Untuk itu yang perlu diperhatikan adalah:
  1. Perhatikan lamanya waktu pembentukan miselia pada PDA, F1, dan F2. Mengenai memperhatikan durasi pembentukan miselia. Ini sangat penting, karena dari sinilah penjadualan pembibitan akan diatur waktunya.
  2. Hitung dengan benar kapasitas produksi pembuatan baglog Anda, misalnya 500 baglog per hari, 1000 baglog per hari, dan seterusnya. Dengan itu prediksikan berapakah produksi baglog per pekannya dan selanjutnya per bulan.
  3. Selanjutnya sesuaikan dengan benar kebutuhan bibit F2 kita berdasarkan hitungan produksi tadi dengan waktu durasi pemanjangan miselia pada PDA, F1, dan F2. Ini sangat penting agar kita selalu mendapatkan bibit F2 dalam kondisi yang terbaik untuk inokulasi. Tidak terlalu muda, tidak pula expired/kadaluarsa atau terlalu tua untuk inokulasi.
Setelah memperhatikan tiga poin tersebut, kita perhatikan lagi poin perkembangan miselia berikut:
  • Perkembangan miselia PDA pada botol UC1000 adalah: miselia mencapai 100% dalam waktu kurang lebih 10 hari, dan akan kadaluarsa dalam waktu 1 bulan kemudian.
  • Perkembangan miselia F1 media jagung pada botol ex saus akan mencapai 100% dalam waktu kurang lebih 20 hari, dan akan kadaluarsa dalam waktu 3 pekan berikutnya.
  • Perkembangan miselia F2 media jagung pada botol ex saus akan mencapai 100% dalam waktu kurang lebih 20 hari, dan akan kadaluarsa dalam waktu 3 pekan berikutnya.
  • Perkembangan miselia F2 media gergajian pada botol ex saus akan mencapai 100% dalam waktu kurang lebih 30 hari, dan akan kadaluarsa dalam waktu 2 pekan berikutnya.


https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjC-tJQjhqTzFZEAVk7vUt6ebNKC7AC3Sy5gLnACMJ9oq7_abcLNweq_MIioS1Q_GHaVd4TkoWJnb3sb3pCzuGfwEI_uoyAAA5GJvTR9RXrg5D2cvza6ErUP1eaY3oEqkT2jMJ-2pEqF4w/s320/bibit06.JPGMemperhatikan durasi pemanjangan miselia bibit media jagung

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhC8Z8m6okKJIQ9efuwVqLHRfTuzq-xMw836uCcvPRYhX4NnfOa8oK8P6euZeU-IeKXozppQTRSRPfaiMnhNAf7DNv9lJX7l_GGdIGKvZnJNn1VuyrGlCqIfuQBQGzyMFcB8AeXjs9sK8A/s320/bibit05.JPGMemperhatikan durasi pemanjangan miselia bibit media gergajian

Setelah memperhatikan perkembangan miselia tersebut, dapat kita atur dengan baik bagaimana manajemen pembuatan bibit mulai PDA, F1, dan F2 agar selalu didapatkan kualitas F2 yang terbaik pada saat digunakan untuk inokulasi baglog jamur tiram putih nantinya.
Untuk itulah diperlukan penjadualan kerja dalam pembuatan bibit, dan setiap bibit juga perlu diberi label dengan isi jenis, generasi, media yang digunakan, dan tanggal inokulasi. Hal ini sangat penting agar kita bisa menentukan saat yang tepat dalam penggunaan bibit jamur tiram .

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiL6Cyf-q_Fj8VXXI7U9N8uRS6JxfrVdE6zXvSRjJg9czCAbNJQjmlHgirINeLB6BAF6uURNbWm7GC1uapqKtBhD4xcYQqDgEj8vSwFv30iiazeH8raihhyphenhyphenpSAx0i92fwbhES7pU4m1ouA/s320/bibit01.JPG Pemberian label pada bibit F1 dan F2 penting dalam manajemen pembibitan

Pembuatan bibit F1 dibuat tiap pekan, dan bibit F2 dibuat sepekan 2kali. Jumlah disesuaikan kapasitas produksi. Tapi seperti keterangan sebelumnya, yang penting rutin walau sedikit, itu justru lebih baik hasilnya..
I.
PENDAHULUAN
amur terdiri
dari
bermacam-
macam jenis,
ada yang merugikan
dan ada yng
menguntungkan bagi
kehidupan
manusia.
Jamur
yang
merugikan
antara lain karena
bersifat
patogen
yaitu
dapat
menyebabkan
penyakit
pada
manusia,
hewan
maupun tumbuhan.
Diantara
jamur
yang
menguntungkan manusia misalnya : penicillium yang menghasilkan antibiotik penisilin, jamur-jamur yang berperan dalam proses fermentasi makanan seperti kecap, tempe, tape, tauco dan lain-lain. Bahkan banyak jenis jamur yang dapat dikonsumsi (dimakan) antara lain jamur kuping, jamur tiram, jamur shiitake, jamur agaricus (campignon) dan jamur merang.
Dewasa ini budidaya jamur (Mushrooming the mushroom) yang dapat dimakan telah banyak dilakukan orang yaitu dengan menggunakan limbah pertanian sebagai media tumbuhnya. Budidaya jamur yang dapat dimakan (edible mushroom) merupakan salah satu cara mengatasi kekurangan pangan dan gizi serta menganekaragamkan pola komsumsi pangan rakyat. Dari analisa menunjukkan bahwa kandungan mineral jamur lebih tinggi daripada gading sapi dan domba, bahkan hampir dua kali lipat jumlah garam mineral dalam sayuran. Jumlah proteinnya dua kali lipat protein asparagus, kol, kentang dan empat kali lipat daripada tomat dan wortel serta enam kali lipat dari jeruk. Selain itu jamur juga mengandung zat besi, tembaga, kalium dan kapur, kaya vitamin B dan D, sejumlah enzim tripsin yang berperan sangat penting pada proses pencernaan, kalor dan kolesterolnya rendah.
Beberapa keuntungan budidaya jamur yaitu :
1. Melalui pemanfaatan bahan-bahan limbah di sekitar kita akan menjadikan
lingkungan kita bersih, indah dan sehat.
2. Budidaya jamur dapat diusahakan tanpa menggunakan lahan yang luas
3. Produk Jamur dapat dimanfaatkan untuk menambah gizi atau menu serta dapat
menambah pendapatan keluarga.
4. Kompos bekas media tanam dapat langsung digunakan untuk pupuk kolam ikan, makanan ikan dan untuk memelihara cacing.