Minggu, 05 Februari 2012

CONTOH KARYA TULIS ILMIAH


MEMBANDINGKAN ENERGI YANG DIHASILKAN
 MINYAK TANAH DAN SPIRTUS TERHADAP AIR TAWAR

(KARYA TULIS)

Diajukan untuk Memenuhi salah satu Tugas Karya Tulis Ilmiah
di SMA Negeri 2 Sumedang Tahun 2011-2012

Nama          : FITRY SEPTIYANTI
Kelas           : XI IPA 1
NIS             : 101110045

PEMERINTAH KABUPATEN SUMEDANG
DINAS PENDIDIKAN
SEKOLAH MENENGAH NEGERI 2 SUMEDANG
2011-2012

LEMBAR PENGESAHAN




Menyetujui/mengesahkan


Pembimbing



Dra. Entin Rostinah
NIP.196406301989022002








Kepala Sekolah



Drs. Yosep Raharja, M.MPd
NIP.196211261987031001

Wali Kelas



Hj. Ikeu Sri Erianti S.Pd
NIP.196206101989022001








ABSTRAK


Karya tulis yang berjudul “Membandingkan Energi yang Dihasilkan Minyak Tanah dan Spirtus terhadap Air Tawar”  bertujuan untuk mengetahui bahan bakar mana yang lebih banyak menghasilkan energi selama 10 menit. Metode yang digunakan penulis adalah eksperimen, observasi, dan studi literatur. Dan hasil yang diperoleh yaitu spirtus menghasikan energi yang lebih tinggi dibandingkan dengan energi yang dihasilkan oleh minyak tanah. Dan pada pembakaran spirtus tidak meninggalkan noda hitam di gelas kimia, sedangkan pada pembakaran minyak tanah meninggalkan noda pada alat yang digunakan karena mengalami pembakaran yang tidak sempurna sehingga membentuk karbon monoksida yang menimbulkan noda hitam pada alat yang digunakan. Di samping itu pula, spirtus lebih murah dan mudah didapat, tidak seperti minyak tanah yang langka dan harganya cukup mahal. Oleh karena itu, penulis memberi saran agar masyarakat menggunakan spirtus.

KATA PENGANTAR


Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Mahaesa karena atas berkat rahmat dan karunia-Nyalah, karya tulis ilmiah ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya. Adapun tujuan penulisan karya ilmiah ini adalah untuk memenuhi salah satu tugas Karya Tulis Ilmiah di SMA Negeri 2 Sumedang. Dengan membuat karya tulis ini, penulis mengharapkan mampu menambah pengetahuan tentang energi yang dihasilkan oleh bahan bakar minyak tanah dan spirtus khususnya bagi penulis dan umumnya bagi pembaca.
Dalam penyusunan karya ilmiah ini, penulis banyak mengalami kesulitan, terutama disebabkan oleh kurangnya ilmu pengetahuan. Namun berkat bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak, akhirnya karya ilmiah ini dapat terselesaikan dengan cukup memuaskan. Oleh karena itu, sudah sepantasnya penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada :
  1. Bpk. Drs.Yosep Raharja selaku Kepala Sekolah SMA Negeri 2 Sumedang.
  2. Ibu Dra. Entin Rostinah selaku guru pembimbing yang tidak lelah dan bosan untuk memberikan arahan dan bimbingan kepada penulis.
  3. Ibu Hj. Ikeu Sri Erianti S.Pd, selaku wali kelas sekaligus guru Bahasa Indonesia yang telah membimbing penulis selama penyusunan karya ilmiah ini.
  4. Ibu Reni Haerani S.Pd, yang telah membantu mempersiapkan segala sesuatu yang berhubungan dengan praktek.
  5. Orang tua dan keluarga tercinta yang banyak memberikan motivasi dan dorongan serta bantuan, baik secara moral maupun spiritual.
  6. Rekan –rekan serta kepada semua pihak yang ikut membantu dalam pencarian data dan informasi, baik secara langsung maupun tidak langsung, cetak maupun elektronik, yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu.
Penulis sadar, sebagai seorang pelajar yang masih dalam proses pembelajaran, penulisan karya ilmiah ini masih banyak kekurangan. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan adanya kritik dan saran yang bersifat positif dan membangun, guna penulisan karya ilmiah yang lebih baik lagi di masa yang akan datang. Harapan penulis, semoga karya tulis ilmiah ini dapat bermanfaat khususnya bagi penulis, umumnya bagi pembaca.

Sumedang,  Januari 2012

Penulis

DAFTAR ISI



BAB I

PENDAHULUAN


1.1        Latar Belakang Masalah

Penulis mengambil judul ini karena merasa tertarik untuk mengetahui bahan bakar mana yang lebih hemat dan lebih aman digunakan. Setelah memperhatikan subsidi dari pemerintah berupa elpiji tidak berjalan baik, banyaknya elpiji yang meledak mengakibatkan masyarakat enggan menggunakannya. Penulis berharap dengan adanya karya tulis ini, bisa bermanfaat bagi masyarakat luas tentang penggunaan bahan bakar yang harganya lebih terjangkau dan lebih aman.
Metode yang digunakan dalam penyusunan karya tulis ilmiah ini adalah metode eksperimen, dimana penulis melakukan percobaan untuk membuktikan bahan bakar manakah yang lebih hemat. Tidak hanya itu, untuk memperkuat penelitian ini, penulis juga melakukan study literatur, yaitu penulis mengumpulkan berbagai buku sumber sebagai pelengkap informasi mengenai energi, kalor, spirtus, dan minyak tanah.
Dengan banyaknya kejadian-kejadian yang tidak diinginkan yang ditimbulkan oleh elpiji, maka penulis tertarik untuk mengambik judul “MEMBANDINGKAN ENERGI YANG DIHASILKAN MINYAK TANAH DAN SPIRTUS TERHADAP AIR TAWAR”. Semoga karya tulis ilmiah yang sederhana ini bisa bermanfaat bagi masyarakat luas.

1.2     Perumusan Masalah

1.2.1 Berapa derajat perubahan suhu air tawar dalam waktu 10 menit ?
1.2.2 Bahan bakar mana yang lebih cepat habis ?

1.2.3 Berapa joule kalor yang dihasilkan dari pembakaran minyak tanah  
          dan spirtus ?
1.2.4 Bahan bakar mana yang lebih aman digunakan ?
1.2.5   Berapakah massa akhir spirtus dan minyak tanah ?

1.3    Tujuan Penelitian

1.3.1 Untuk menambah pengetahuan mengenai bahan bakar spirtus dan
          minyak tanah.
            1.3.2 Ingin mengetahui bahan bakar yang lebih hemat.
            1.3.3 Ingin mengetahui jumlah kalor yang dihasilkan oleh spirtus dan
                      minyak tanah.

1.4    Manfaat Penelitian

1.4.1    Dapat mengetahui bahan bakar yang lebih hemat.
1.4.2 Dapat memilih bahan bakar yang lebih hemat dan aman.

1.5                Metode Penilitian

1.5.1        Metode eksperimen

                      Penulis melakukan percobaan untuk membuktikan bagaimana

          energi yang   dihasilkan minyak tanah dan spirtus.

1.5.2        Metode Observasi

  Penulis mengamati dengan menggunakan mata secara langsung    

                          dan menggunakan instrumen test dan rekaman gambar.
             
1.5.3        Metode Literatur
Penulis mengumpulkan dan menggunakan berbagai   buku yang berhubungan dengan energi, kalor, spirtus, dan minyak tanah sebagai pelengkap data yang ada.

1.6       Sistematika Penulisan

BAB I PENDAHULUAN, latar belakang masalah, perumusan masalah,
                          tujuan penelitian, metode penelitian, sistematika                                                       penulisan.
BAB II KAJIAN TEORI, hukum kekekalan energi, kalor, minyak tanah,     
    spirtus.
BAB III METODOLOGI, metode eksperimen, metode observasi, metode
                             literatur.
BAB IV HASIL PENELITIAN, tabel pengamatan pembakar spirtus,
analisis data pembakar spirtus, tabel pengamatan pembakar  minyak tanah, analisis data, tabel pengamatan pembakar minyak tanah.
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN, kesimpulan, saran.




BAB II

KAJIAN TEORI

2.1      Bahan bakar

Bahan bakar adalah suatu materi apapun yang bisa diubah menjadi energi. Biasanya bahan bakar mengandung energi panas yang dapat dilepaskan dan dimanipulasi. Kebanyakan bahan bakar digunakan manusia melalui proses pembakaran (reaksi redoks) dimana bahan bakar tersebut akan melepaskan panas setelah direaksikan dengan oksigen di udara. Proses lain untuk melepaskan energi dari bahan bakar adalah melalui reaksi eksotermal dan reaksi nuklir (seperti Fisi nuklir atau Fusi nuklir). Hidrokarbon (termasuk di dalamnya bensin dan solar) sejauh ini merupakan jenis bahan bakar yang paling sering digunakan manusia. Bahan bakar lainnya yang bisa dipakai adalah logam radioaktif, spirtus dan sebagainya.

2.2      Asas Kekekalan Energi

Ketika minyak tanah atau spirtus dibakar, dihasilkan sejumlah kalor. Kalor yang dihasilkan kedua bahan bakar tersebut mengadakan keadaan sekitarnya menjadi panas. Tetapi, setelah api padam, keadaan akan menjadi normal kembali. Ke manakah kalor hasil pembakaran minyak tanah atau spirtus tadi? Apakah kalor itu hilang? Asas kekekalan energi menyatakan bahwa “energi tidak dapat diciptakan atau dimusnahkan tetapi dapat diubah dari bentuk satu ke bentuk lain”. (kimia untuk kelas XI semester 1, Michael Purba, 2006, 82).
Jadi, kalor yang dihasilkan pada pembakaran minyak tanah atau spirtus bukan hilang, melainkan diserap oleh molekul-molekul benda atau udara di sekitarnya, dan diubah menjadi bentuk energi lain, misalnya energi panas. Begitu pun dengan sumber kalor yang dihasilkan ketika minyak tanah dan spirtus terbakar bukanlah sesuatu yang tercipta, tetapi hanya perubahan bentuk energi. Minyak tanah dan spirtus menyimpan sejumlah energi yang disebut energi kimia. Ketika bahan bakar itu terbakar, sebagian energi kimia yang ada di dalamnya berubah menjadi kalor.

2.3  Kalor (Q)

2.3.1        Pengertian Kalor

Kalor adalah energi yang berpindah dari sistem ke lingkungan atau sebaliknya karena perbedaan suhu, yaitu dari suhu yang lebih tinggi ke suhu yang lebih rendah. Perpindahan kalor akan berlangsung hingga suhu keduanya menjadi sama”. (kimia 2A untuk SMA/MA kelas XI semester 1, Ugik Sugiharti, 60).

2.3.2        Mengukur Jumlah Kalor

Q = m x c x ΔT
Atau
Q = C x ΔT
Jumlah kalor yang diserap atau dibebaskan oleh suatu zat atau sistem dapat ditentukan melalui percobaan yang sederhana, misal dengan mengukur perubahan suhu yang terjadi pada zat atau sistem itu. Apabila massa dan kalor jenis zat atau kapasitas kalor sistem diketahui, maka kalor dapat dihitung dengan rumus :


           
dengan q = jumlah kalor ( J )
                    m = massa zat (g)
                     ΔT = perubahan suhu (Takhir – Tawal) (0C atau K)
                     c  = kalor jenis (J g-1 atau J g-1 K-1)
                     C  = kapasitas kalor (J 0C-1 atau J K-1)

2.4       Minyak tanah

Minyak tanah (bahasa Inggris : kerosene atau paraffin), adalah cairan hidrokarbon yang tak berwarna dan mudah terbakar. Diperoleh dengan cara distilasi fraksional dari petroleum pada 150 °C and 275 °C (rantai karbon dari C12 sampai C15). Pada suatu waktu minyak tanah banyak digunakan dalam lampu minyak tanah tetapi sekarang utamanya digunakan sebagai bahan bakar mesin jet (lebih teknikal Avtur, Jet-A, Jet-B, JP-4 atau JP-8). Sebuah bentuk dari minyak tanah dikenal sebagai RP-1 dibakar dengan oksigen cair sebagai bahan bakar roket. Nama kerosene diturunkan dari bahasa Yunani keros (κερωσ, malam).
Biasanya, minyak tanah didistilasi langsung dari minyak mentah membutuhkan perawatan khusus, dalam sebuah unit Merox atau hidrotreater,untuk mengurangi kadar belerang dan pengaratannya. Minyak tanah dapat juga diproduksi oleh hidrocracker, yang digunakan untuk memperbaiki kualitas bagian dari minyak mentah yang akan bagus untuk bahan bakar minyak. Penggunaanya sebagai bahan bakar untuk memasak terbatas di negara berkembang, setelah melalui proses penyulingan seperlunya dan masih tidak murni dan bahkan memilki pengotor (debris). Avtur (bahan bakar mesin jet) adalah minyak tanah dengan spesifikasi yang diperketat, terutama mengenai titik uap dan titik beku.
Kegunaan lainnya Di Indonesia, minyak tanah digunakan untuk mengusir koloni serangga sosial, seperti semut, atau mengusir kecoa. Selain itu, beberapa pembasmi serangga bermerek juga menggunakan minyak tanah sebagai komponennya.

2.5      Spirtus

Alkohol sering dipakai untuk menyebut etanol, yang juga disebut grain alcohol; dan kadang untuk minuman yang mengandung alkohol. Hal ini disebabkan karena memang etanol yang digunakan sebagai bahan dasar pada minuman tersebut, bukan metanol, atau grup alkohol lainnya. Begitu juga dengan alkohol yang digunakan dalam dunia famasi. Alkohol yang dimaksudkan adalah etanol. Sebenarnya alkohol dalam ilmu kimia memiliki pengertian yang lebih luas lagi.
Dalam kimia, alkohol (atau alkanol) adalacacgugus hidroksil (-OH) yang terikat pada atom karbon, yang ia sendiri terikat pada atomhidrogen dan/atau atom karbon lain.
Dalam peristilahan umum, "alkohol" biasanya adalah etanol atau grainalcohol. Etanol dapat dibuat dari fermentasi buah atau gandum dengan ragi. Etanol sangat umum digunakan, dan telah dibuat oleh manusia selama ribuan tahun. Etanol adalah salah satu obat rekreasi (obat yang digunakan untuk bersenang-senang) yang paling tua dan paling banyak digunakan di dunia. Dengan meminum alkohol cukup banyak, orang bisa mabuk. Semua alkohol bersifat toksik (beracun), tetapi etanol tidak terlalu beracun karena tubuh dapat menguraikannya dengan cepat
Alkohol digunakan secara luas dalam industri dan sains sebagai pereaksipelarut, dan bahan bakar. Ada lagi alkohol yang digunakan secara bebas, yaitu yang dikenal di masyarakat sebagai spirtus. Awalnya alkohol digunakan secara bebas sebagai bahan bakar. Namun untuk mencegah penyalahgunaannya untuk makanan atau minuman, maka alkohol tersebut didenaturasi. denaturated alcohol disebut juga methylated spirit, karena itulah maka alkohol tersebut dikenal dengan nama spirtus.

BAB III

METODOLOGI

3.1        Metode Penelitian

3.1.1        Metode Eksperimen

Penulis melakukan percobaan secara langsung di labolatorium.

3.1.2        Metode Observasi

Penulis melakukan pengamatan dengan menggunakan mata secara langsung dan menggunakan instrumen test, dan rekaman gambar.

3.1.3        Metode Literatur

Penulis mengumpulkan beberapa buku yang berkaitan dengan energi,minyak tanah, spirtus. Dari buku-buku tersebut penulis mendapatkan pengetahuan dan kemudian membandingkan isi satu sama lain untuk kemudian disimpulkan.

3.2        Instrumen Penelitian

3.2.1        Pengambilan alat dan bahan yang diperlukan

Alat dan bahan yang digunakan dalam penelitian adalah :
1.      Air tawar
2.      Spirtus
3.      Minyak tanah
4.      Korek api
5.      Gelas kimia
6.      Kaki tiga
7.      Pembakar spirtus
8.      Termometer
9.      Stopwatch/jam tangan
10.  Timbangan

3.2.2                       Penggunaan Instrumen

1.    Spirtus                  : sebagai objek utama penelitian.
2.    Minyak tanah       : sebagai objek utama penelitian.
3.    Air tawar              : sebagai objek pendukung.
4.    Korek api              : sebagai alat untuk menyalakan  pembakar
  minyak tanah dan spirtus.
5.    Gelas kimia           : sebagai tempat penyimpanan air tawar.
6.    Kaki tiga               : sebagai penyangga gelas kimia.
7.    Pembakar spirtus  : sebagai tempat penyimpanan objek utama
8.    Termometer          : sebagai alat untuk mengukur suhu air.
9.    Jam tangan           : sebagai alat ukur waktu.
10. Timbangan          : untuk menimbang massa awal dan massa   
                                    akhir spirtus.

3.3        Pengumpulan Data

3.3.1    Tahap Eksperimen

Langkah kerja :
1.      Siapkan semua alat dan bahan yang diperlukan.
2.      Isilah 2 gelas kimia dengan air tawar.
3.      Ukurlah suhu awal air tawar tersebut dan catat pada tabel pengamatan.
4.      Isilah alat pembakar, yang satu dengan spirtus dan satu lagi dengan minyak tanah.
5.      Timbang massa awal kedua alat pembakar tersebut.
6.      Simpanlah gelas kimia yang berisi air yang telah dipersiapkan sebelumnya di atas kaki tiga.
7.      Nyalakan pembakar spirtus dan minyak tanah, simpan dibawah kaki tiga.
8.      Amati kenaikan suhu pada menit ke 10 dan matikan apinya, lalu catat pada tabel pengamatan.
9.      Timbang kembali pembakar spirtus dan minyak tanah dan catat hasilnya.

BAB IV

HASIL PENELITIAN


4.1     Tabel pengamatan pembakar spirtus

No
Uraian
Pengamatan
1.
Suhu 100 ml air mula-mula
300 c
2.
Massa pembakar spirtus+isinya
250 gram
3.
Suhu air diakhir pembakaran
830C
4.
Massa pembakar spirtus dan isinya setelah pembakaran.
245 gram

Analisis data :
Massa jenis air = 1 ml/gram
Massa air 100 ml Þ x v = 1x100 = 100 gram
Perubahan suhu (ΔT) yang dialami air : 830C-300C = 530C
Kalor jenis air dalam buku adalah 4,2 joule/gr2C
Massa spirtus yang terbakar ; Mawal-Makhir
                                                                     = 250-245 = 5 gram
Jumlah kalor yang diterima air selama pembakaran spirtus adalah
Q = McΔt
             = 5 x 4,2 x 53 = 1113  kj

4.1     Tabel pengamatan  pembakar minyak tanah

No
Uraian
Pengamatan
1.
Suhu 100 ml air mula-mula
300 c
2.
Massa pembakar minyak tanah+isinya
219 gram
3.
Suhu air diakhir pembakaran
750C
4.
Massa pembakar minyak tanah dan isinya setelah pembakaran.
215 gram

Analisis data :
Massa jenis air = 1 ml/gram
Massa air 100 ml Þ x v = 1x100 = 100 gram
Perubahan suhu (ΔT) yang dialami air : 750-300 = 400C
Kalor jenis air dalam buku adalah 4,2 joule/gr2c
Massa spirtus yang terbakar ; Mawal-Makhir
                                                             = 219 - 215 = 4 gram
Jumlah kalor yang diterima air selama pembakaran minyak tanah adalah
Q = McΔt
             = 4 x 4,2 x 40 = 672 kj

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN


5.1      Kesimpulan

Energi yang dihasilkan oleh pembakaran spirtus lebih besar dari pada energi yang dihasilkan oleh pembakaran minyak tanah. Dan pada pembakaran minyak tanah meninggalkan noda hitam pada tempat yang digunakan, sedangkan pada pembakaran spirtus tidak meninggalkan noda hitam.

5.2      Saran

Sebaiknya masyarakat menggunakan spirtus. Karena spirtus lebih banyak menghasilkan kalor daripada minyak tanah. Selain itu juga, spirtus tidak meninggalkan noda hitam pada alat yang digunakan sedangkan minyak tanah meninggalkan noda hitam karena pembakarannya tidak sempurna sehingga menghasilkan karbon monoksida.
Selain itu pula, harga spirtus lebih murah dan lebih mudah ditemui dibandingkan dengan harga minyak tanah yang mahal dan susah didapat.

DAFTAR PUSTAKA


Purba, Michael. 2006, Kimia, Jakarta; Erlangga .
Sugiharti, Ugik. 2011, Kimia, Sukoharjo; CV Willian.
Utami, Budi. Dkk. 2009, Kimia, Jakarta ; Pusat Perbukuan Departemen
   Pendidikan Nasional.
Wikipedia Bahasa Indonesia. Bahan Bakar. Jakarta : 21 Oktober 2011                                     


LAMPIRAN

1.      Frekwensi Bimbingan


2.      Dokumentasi


    
Gambar 1 Persiapan Semua Alat dan Bahan 1
Gambar 2 Persiapan Semua Alat dan Bahan 2
Gambar 3 Penimbangan Massa Awal Spirtus

Gambar 4 Penimbangan Massa Awal Minyak Tanah

Gambar 5 Nyalakan Kedua Bahan Bakar Tersebut

Gambar 6 Simpan Bahan Bakar Di Bawah Kaki Tiga dan Gelas Kimia

Gambar 7 Keadaan Gelas Kimia pada menit ke 5

Gambar 8 Keadaan Gelas Kimia Berbahan Bakar Minyak Tanah
Gambar 9 Keadaan Gelas Kimia Berbahan Bakar Spirtus

Gambar 10 Keadaan Gelas Kimia Pada Menit Terakhir

Gambar 11 Penimbangan Massa Akhir Spirtus

Gambar 12 Penimbangan Massa Akhir Minyak Tanah


Tidak ada komentar:

Posting Komentar